Sunday, September 4, 2011

~ Nasibah Binti Ka'b Al-Maziniyyah, Wanita Pejuang Islam #

Dicopy dalam bahasa Indonesia^_^
Nasibah binti Ka’ab adalah putri Abdullah bin Ka'ab yang bergelar Ummu Umarah , Beliau ra adalah wanita pertama yang mengangkat senjata dan ikut berperang bersama Rasulullah Saw dalam perang Uhud...
Perang yang telah menewaskan ribuan Sahabat – sahabat Rasulullah saw termasuk keluarga Nasibah yang semuanya gugur ikut berperang mendampingi Rasulullah saw. Ketika kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah saw berperang di Bukit Uhud, kala itu Nasibah sedang berada di rumah dan berkumpul dengan keluarganya. Nasibah mendengar Teriakan riuh dan gema Takbir ‘Allahhuakkbar”, dengan segera Nasibah memberitahu suaminya “Sa’id ” bahwa Rasulullah saw dan pasukannya sedang bertempur di bukit Uhud. Seketika itu bangkitlah Sa’id dan menyuruh istrinya mempersiapkan Kuda dan senjata untuk ikut bergabung dengan Rasulullah saw dan pasukuannya berperang melawan tentera kafir. Bawalah Pedang ini dan jangan Pulang sampai kau memperoleh kemenangan” kata Nasibah memberi semangat suaminya yang akan berperang. Ditatap wajah istrinya dengan penuh Cinta, kemudian berangkatlah Sa’id dan bergabung dengan pasukan rasulullah saw. Ketika Said menghadap rasulullah saw dan mengungkapkan keinginannya untuk ikut berperang maka rasulullah saw menatapnya sambil tersenyum padanya.
Dengan gagah Said bertempur melawan pasukan kafir hingga akhirnya Said gugur ditebas pedang oleh tentara kafir. Lalu rasulullah mengutus Sahabat untuk menemui istri Sa’id dirumah dan memberitakan keadaan suaminya yang telah meninggal syahid.. Berangkatlah utusan tersebut untuk menemui Nasibah istri Sa’id di rumah. “Assalamualaikum ” Wahai Nasibah ada Salam dari rasulullah saw dan ada berita yang akan saya sampaikan yaitu Suamimu Said telah gugur ” ,kata Utusan rasulullah saw .” Innalillahi wa inna ilahi raji’un , alhamdulillah suamiku telah memperoleh kemenangan , lihatlah Wahai kedua anakku , Ayahmu telah memperoleh kemenangan , dia telah menjadi Syahid, Ibu menangis bukan kerana sedih kehilangan Ayahmu Nak….tapi ibu sedih karena tidak ada yang menggantikan ayahmu untuk berjuang bersama rasulullah" kata-kata spontan yang terucap darinya membuat anaknya Amar bangkit dan berkata kepada ibunya:"Wahai ibu izinkan aku menggantikan posisi ayah untuk berjuang bersama Nabi Muhammad saw". Mendengar perkataan anaknya itu, dia pun menjawab: Alhamdulillah pergilah Nak….jangan kau biarkan rasulullah terluka.

Maka dengan segera berangkatlah Amar bin Said bersama utusan rasulullah saw dan menghadap rasulullah saw seraya berkata: Wahai rasulullah Saya Amar putra Said akan bergabung dengan mu membela agama Allah. Rasulullah saw memeluknya dengan haru” Engkau pemuda islam sejati dan Allah memberkatimu. Bertempurlah Amar bin Said dengan gagahnya menghalau pasukan kafir. Hingga akhirnya Amar gugur sebagai Syahid. Datanglah utusan rasulullah saw kembali menemui Nasibah dan mengkhabarkan berita gugurnya Amar putra tertua Nasibah. Menitislah air mata Nasibah mendengar berita tersebut, melihat hal itu Utusan rasulullah cuba menghiburnya . Namun Nasibah dengan Tegar mengatakan “Aku menangis bukan kerana kehilangan putraku Amar , tapi siapa lagi yang aku utus untuk membantu rasulullah saw berperang, sedangkan putra keduaku Saad masih terlalu remaja untuk ikut berperang melawan pasukan kafir ” Tiba tiba Saad putra kedua Nasibah bangkit’ Wahai ibu biar aku masih remaja izinkan aku juga membantu rasulullah dan akan aku buktikan bahwa aku mampu berperang seperti Ayah dan abangku. Mendengar perkataan anaknya itu, nasibah merasa sangat bahagia. lalu ia menjawab: Alhamdulillah berangkatlah nak sampaikan salam ku untuk rasulullah. Walaupun masih remaja namun kemampuan Saad untuk bertempur sangat luar biasa, banyak pasukan kafir yang tewas ditangan Saad. Saad memporak-perandakan pertahanan pasukan kafir, hingga akhirnya sebilah anak panah menembus jantungnya dan gugurlah Saad dengan senyum kemenangan. Rasululllah saw kembali mengutus sahabatnya untuk menyampaikan gugurnya Saad kerumah Nasibah . Ketika mendengar kabar duka dari utusan rasulullah, iapun berkata: Wahai sahabat rasulullah aku sudah tidak punya siapa siapa lagi , hanya tubuh renta ini yang aku miliki maka bawalah aku menemui rasulullah untuk ikut berperang dengannya dengan berani Nasibah mengutarakan Niatnya untuk berperang bersama rasulullah. Menghadaplah Nasibah menemui rasulullah untuk ikut angkat senjata bersamanya.” ketika melihat keinginannya yang begitu kuat, rasulullah saw berkata kepadanya: Wahai Nasibah belum waktunya perempuan untuk angkat senjata, untuk itu kau Rawatlah para prajurit yang terluka kerana pahalanya sama dengan orang yang berperang.

Nasibah turut berjuang bersama pasukan muslimin dalam perang Uhud. Nasibah hanya membawa kantung air untuk memberi minum para pejuang serta perban untuk membalut luka mereka. Namun saat Nasibah melihat kemenangan kaum muslimin yang telah digenggam tiba tiba lepas kerana banyak pasukan yang tidak mentaati perintah beliau saw, dan dengan segera dan tanpa perintah meninggalkan Bukit Uhud dan sibuk mengumpulkan harta rampasan Perang.. Nasibahpun melihat orang orang meninggalkan rasulullah, seketika Nasibahpun pun maju untuk membentengi rasullullah dari serangan orang- orang kafir . Ia berjuang begitu gigih demi melindungi beliau saw .

Orang orang yang tadinya meninggalkan rasulullah tercengang ketika melihat rasul saw diserang oleh pasukan kafir. Keadaan semakin kacau pasukan rasulullah pun banyak yang gugur. Tangan Kanan Nasibah putus terhempas pedang kaum Kafir, namun tak mematahkan semangatnya untuk tetap berjuang membela agama Allah. Dengan lengan yang putus Nasibah mencari rasulullah karena takut Rasulullah saw terluka, dan tiba tiba Pedang kaum kafir menebas lehernya maka, jatuhlah Nasibah ketanah . dan seketika itu pula langit menjadi Gelap dan mendung . kedua pasukan yang saling bertempur terperangah melihat kejadian tersebut. rasulullah saw pun bersabda” Kalian lihat langit tiba tiba mendung? itu adalah bayangan ribuan malaikat yang menyambut kedatangan arwah Nasibah Syahidah yang perkasa”. Subhahanallah

***************************************************************************

Nasibah Binti Ka'b al-Maziniyyah atau Ummu 'Umarah adalah seorang wanita yang berperanan penting dalam perang Uhud. Di awal perang, beliau bertugas untuk membawakan air dan mengubati pejuang yang luka-luka bersama wanita-wanita muslimah lainnya. Tetapi ketika perang mulai berpihak pada kaum muslimin, para pemanah tidak mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga kemenangan yang hampir ditangan kembali berpihak pada kaum musyrikin. Hal ini ditegaskan dalam AlQuran surat Aali 'Imraan ayat 152 "Dan ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu dari belakangmu, lalu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan supaya kamu jangan bersedih hati (lagi) atas sesuatu yang luput dari kamu dan terhadap musibah yang menimpa kamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(3:153)"

Pada saat itu, Nasibah memutuskan untuk ikut bertempur.Dengan pedang dan panah ditangan, beliau dengan pasti melangkah menuju Nabi Muhammad SAW yang dikelilingi muslimin-muslimin yang berperanan sebagai tameng manusia untuk melindungi Rasulullah dari panah-panah kaum musyrikin. Setiap kali ada yang menyerang Rasulullah, Nasibah dengan berani melawannya. Kemanapun Rasulullah berpaling, ada Nasibah yang berdiri di depan Rasulullah untuk melindunginya. Anak lelaki Nasibah yang bernama 'Umarah ketika itu terluka tangan kirinya setelah seorang musyrikin menusuknya, kemudian pergi meninggalkannya tanpa membunuhnya. Ketika darah 'Umarah terus mengalir, Rasulullah SAW mendekati 'Umarah dan menyuruhnya untuk membalut lukanya. Ketika itu ibunya (Nasibah) datang dan membaluti luka anaknya dengan kain penutup pegelangan tangannya. Rasulullah SAW menyuruh 'Umarah bangkit untuk kembali berperang. Sementara Ummu 'Umarah mengatakan bahwa musyrikin yang telah melukai anaknya telah ia cegat dan pukul hingga terjatuh. Rasulullah SAW tersenyum hingga terlihat gigi belakangnya. Dalam perang ini , Ummu 'Umarah menderita banyak luka-luka. Ketika itu Rasulullah SAW memanggil anaknya ('Umarah) dan berkata "Ibumu, ibumu, lihat luka-lukanya, semoga Allah memberkati keluargamu! Ibumu telah berperang lebih berani daripada yang lain". Rasulullah mengatakan bahwa telah dijanjikan syurga bagi Umm 'Umarah.

Keberanian Nasibah tidak hanya ditunjukkan pada perang uhud, tetapi juga perjanjian Al-Aqabah, perang hudaybiyah, khaibar, dan hunain. Pada zaman khalifah Abu Bakar shiddiq, Nasibah ikut dalam perang Al-Yamamah, dan berperang dengan berani sehingga akhirnya kehilangan salah satu tangannya. Semua ini berimbalan dengan janji Syurga bagi Nasibah. Nasibah juga dipuji oleh khalifah Umar ibn al-Khattab, khalifah Abu Bakar Al-Siddiq dan panglimanya Khalid Ibn Al-Walid untuk keberaniannya.

# 5S PROPAGANDA YAHUDI #

5S – Propaganda Yahudi. Sudah tentu ramai di kalangan kita yang pernah terdengar atau terbaca tentang 5S ini. 5S yang dimaksudkan ialah Song, Spirit, Sex, Sport & Smoke. Jika diamati, sebahagian daripada perkara-perkara ini adalah perkara biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Lalu apa masalahnya? Sesungguhnya, inilah yang dinamakan propaganda, sesuatu yang dicipta dan telah menyusup masuk ke dalam budaya kita, dan menjadi sebahagian daripada hidup kita. Sehinggakan kita merasakan terlalu biasa melakukannya, dan terasa janggal, asing dan kolot sekali untuk meninggalkannya. Benarkah? Baiklah, mari sama-sama kita kupas satu-persatu isu ini.

Song

Song di sini adakah hanya merujuk kepada lagu sahaja? Semestinya tidak. Ia merangkumi lagu, filem, game, anime dan sebagainya. Dengan kata mudahnya sebarang bentuk media dan hiburan. Timbul persoalan lain. “Ala, takkan tu pun salah? Bukan buat dosa pun..” Memanglah tak salah. Namun, apa-apa perkara pun yang hukumnya harus, bila dibuat secara berlebihan akan membawa mudarat. Kalau terlalu leka dengan hiburan sampai menjadi lalai, mengabaikan ibadat dan pelajaran…itu sudah salah. Usahlah merungut jadi pelajar medik tak cukup masa nak ulangkaji dan tak ada masa nak buat kerja lain (kelas Quran, kelas Arab, tafaquh agama, ziarah sahabat) kalau tengok movie dan main game boleh sampai tengah malam. Selain berupaya melalaikan kita, majoriti daripada hiburan mengandungi unsur-unsur yang sangat keduniaan, memuja wanita secara berlebih-lebihan, pornografi, keganasan dan lain-lain lagi. Bahkan banyak juga hiburan zaman kini yang tiada motif atau mesej yang ingin disampaikan. Hanya untuk keseronokan semata-mata.Sedar atau tidak, unsur-unsur sebeginilah yang melemahkan jiwa dan ingatan kita. Sehari setitik hitam, lama-lama hitam dan keraslah hati kita. Ilmu itu cahaya, dan cahaya takkan masuk ke dalam hati orang yang berbuat maksiat. Lihatlah kebijaksanaan Yahudi. Mereka tidak perlu berhabis jutaan wang untuk memangkin industri hiburan di seluruh dunia. Cukup sekadar menjadi perintis (pioneer/initiator) memperkenalkan hiburan dan trend saban hari, seluruh dunia mengikut jejak mereka. Bahkan setiap negara itu sendiri yang akan berhabis mengeluarkan modal untuk memajukan industri ini. Bijak…bijak… Semua ini melahirkan manusia yang hedonistik, yang hanya tahu berseronok, yang tidak ambil peduli hal orang lain, hanya mengira makan minum sendiri sahaja. Usahkan berbicara tentang pembebasan Palestin, Palestin itu apa pun entahkan tahu entahkan tidak.

Spirit Spirit di sini bermaksud minuman keras yang memabukkan-alcohol/arak. Apa bahayanya alkohol/arak ini? Sirah Sahabiah telah merakamkan betapa bahayanya arak ini. Dikisahkan anak Saidina Umar telah menghadiri satu majlis keramaian. Di majlis itu dihidang arak. Dia dipelawa minum arak itu, tetapi ditolak oleh anak Saidina Umar kerana tahu akan haramnya arak. Rakan-rakannya tidak putus asa dan mempelawanya lagi, sedikit sahaja, kata mereka. Anak Saidina Umar pun minum sedikit dan beliau telah mabuk. Dalam perjalanan pulang, dia telah berzina dengan seorang wanita kafir. Wanita itu telah mengandung dan setelah melahirkan anaknya, dia pergi menuntut haknya kepada Umar. Setelah memastikan kebenaran kata-kata wanita ini daripada anaknya, Umar sendiri yang menjalankan hukuman sebat 80 kali ke atas anaknya. Anaknya yang sedar akan kesalahannya dan telah insaf berulang kali memohon ampun daripada bapanya, namun Umar tetap tegar menyebat anaknya sehinggakan anaknya itu mati di tangannya. Diceritakan Umar telah bermimpi melihat anaknya berjalan bersama Rasulullah kerana dia terlepas hukuman akhirat kerana telah dihukum di dunia.Wallahua’lam.. Lihatlah kenapa Islam mengharamkan arak ini..kerana ia mencetuskan mudarat yang bersambung-sambung dan menjejaskan bukan sekadar diri sendiri malah orang sekeliling kita. Sebagai pelajar agama danmedik juga, sudah semestinya kita lebih arif akan bahaya dan kesan- kesan buruk pengambilan arak ini. Alhamdulillah tiada kes-kes sebegini yang dikenalpasti di kalangan komuniti kita di mesir ini. Namun, kita harus ingat yang medan kita bukan di sini, tetapi di Malaysia kelak. Di Malaysia pengambilan arak di kalangan Muslim bukanlah perkara yang asing malah bilangannya meningkat dari semasa ke semasa. Pada ketika inilah posisi kita sebagai doktor memainkan peranannya untuk memperbetul situasi ini baik dari segi fizikal mahupun spiritual.

Sex
Adakah yang dimaksudkan sex ini semata-mata hubungan seks? Tidak kawan-kawan. Malah ia merujuk kepada perkara sebelum seks itu sendiri, yang membawa dan menjerumuskan kita ke arahnya. Firman Allah bermaksud “Janganlah kamu mendekati zina” sudah cukup jelas menghalangi kita daripada hal ini. Unsur-unsur seks diterapkan dalam lagu, filem, iklan, komik, dan lain-lain lagi dan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Perkara ini dilihat universal tanpa ada sesiapa mempertikaikannya. Selain media, budaya percampuran lelaki dan wanita dikembangluaskan sehebat mungkin tanpa ada batasan dan sempadan. Islam tidak menghalang berikhtilat, namun ada batas-batasnya. Ikhtilat dibenarkan dalam menuntut ilmu, mengubati pesakit, kenderaan awam dan sebagainya. Selebihnya adalah tidak perlu. Sistem pendidikan yang dahulunya diasingkan telahpun digagaskan untuk dicampurkan, sedangkan telah terbukti kualiti dan kecemerlangan sekolah-sekolah yang sama jantina adalah sangat baik. Lihat sahaja contoh-contoh di tanah air kita sendiri. Sekolah-sekolah premier majoritinya sekolah sejenis, STF,TKC, MCKK, STAR dan lain-lain lagi. Lihat lagi pada ma’had-ma’had tahfiz, kebanyakannya diasingkan pelajar lelaki dan perempuan. Bagaimana kita boleh berasa bongkak melakukan perkara-perkara larangan Allah dan dalam masa yang sama ingin menuntut ilmu milik Allah? Belum dikira lagi nikmat-nikmat yang kita dapat sehari-hari yang sememangnya tak mampu untuk kita membayarnya..

Sports



Sukan? “Nak bersukan pun salah ke?” Pernah dengar ‘qoute’ ini?- Letak bola sebiji, beribu-ribu orang tak solat Magrib di stadium.. Bersukan hukumnya harus, dan perkara harus kalau dibuat secara berlebih-lebihan atau tidak kena pada tempat dan masanya akan membawa mudarat. Namun jika dilakukan berpada-pada , tiada masalah. Melalui sukan kita dapat menyihatkan tubuh badan kita, dapat mengeratkan silaturrahim, dapat mentadabbur alam dan lain-lain lagi. Maka, pada ketika ini, ia amat digalakkan. Namun cuba lihat pula situasi ini. Saya tidak melarang, mahupun mengatakannya haram atau salah. Cuma membangkitkannya untuk difikirkan bersama baik buruknya. Kalau sekadar menonton acara sukan di televisyen atau internet, adakah bermanfaat? Bukan tiada, ada. Contohnya mengambil skil-skil baru, menaikkan semangat patriotik dan sebagainya. Namun, cuba nilaikan k embali, berapa peratus daripada kita menonton perlawanan bola sepak dengan 2 matlamat ini. Kebanyakannya menghabiskan masa hampir 2 jam hanya menonton, bukannya bermain sekali mengeluarkan peluh pun. Malah ada yang leka sampai mengabaikan tanggungjawab masing-masing. Kalau semua tanggungjawab sudah diselesaikan, pelajaran sudah diulangkaji, maka terpulanglah.

Smoke

Smoke di sini merujuk kepada rokok, syisya dan lain-lain lagi bentuk rokok. Sebagai bakal pendakwah agama dan doktor, kita seharusnya lebih arif akan mudarat dan kesan buruk rokok seperti kanser, radang paru-paru, peptic ulcer, impotence dan sebagainya. Merokok bukan sekadar membahayakan diri sendiri malah orang lain di sekeliling kita yang tidak bersalah juga turut mendapat kesan buruk daripada perbuatan kita. Merokok menunjukkan kita tidak bersyukur dengan nikmat kesihatan yang Allah anugerahkan kepada kita. Selain itu, merokok juga merupakan satu bentuk pembaziran. Sedangkan umat Islam adalah yang termundur dan termiskin dalam era kini, namun masih ramai lagi yang degil dan tegar merokok.

Tahukah anda, siapakah yang mula-mula mencipta rokok? Tidak lain dan tidak bukan Yahudi laknatullah. Rokok merupakan ciptaan paling agung dan paling membanggakan bangsa Yahudi. Selain itu, fakta membuktikan, bahawa tiada satupun syarikat rokok di dunia ini yang tidak dipunyai oleh orang Yahudi. Namun,adakah mereka merokok? Tidak sama sekali. Malahan mereka tidak membenarkan perokok menghadiri majlis dan conference mereka. Lihatlah betapa bijaknya mereka mencipta sesuatu yang memudaratkan orang lain, dan betapa tidak bijaknya kita menghisap rokok ciptaan Yahudi itu.

Snack

Ini merupakan S yang keenam yang saya tambah. Snack di sini saya maksudkan sebagai makanan. Yahudi bukan sekadar menyerang kita dengan 5S di atas, malah turut menyerang kita dari aspek yang tidak terduga, makanan. Dunia dan sejarahnya telah menyaksikan bangsa yang bijak adalah bangsa Arab dan bangsa Yahudi. Namun kebijaksanaan dan kegemilangan bangsa Arab itu adalah sejarah. Yang tinggal kini hanyalah kebijaksanaan yang dikaburi dan ditenggelami kemiskinan, corrupt dan kemunduran negara-negara Arab. Walaubagaimanapun,masih wujud umat Islam yang sedar dan mahu mengubah wajah bangsanya dan masih mampu bergerak walaupun ditekan dari segenap arah. Mereka ini wujud di setiap negara Islam. Kebangkitan yang semakin meluas inilah yang ditakuti Yahudi.

Maka, tidak cukup dengan 5S, mereka menyerang pula dangan S yang keenam-snack/makanan. Pengenalan makanan-makanan segera dan makanan ringan mendapat sambutan hangat seluruh penduduk dunia. Seperti yang kita tahu makanan seumpama ini mengandungi pewarna, pengawet dan perasa yang sangat banyak. Dan kita begitu arif bahawa bahan-bahan ini adalah carcinogen. Selain itu, bahan-bahan ini juga melemahkan ingatan, mengurangkan ketajaman akal, membantutkan tumbesaran dan lain-lain lagi. Kita lihat sahaja tanah air kedua kita, Mesir bumi kinanah ini. Snack dan ‘jajan-jajan’ begitu banyak sekali dijual di kedai-kedai. Fenomena ini baru sahaja berlaku dalam 5-6 tahun kebelakangan ini. Sebelum itu, tiada pun seumpama hari ini. Produk pertama yang diperkenalkan di Mesir ialah Syibsi, yang kita tahu produk boikot. Cukup menjadi perintis, tanpa perlu disuruh syarikat-syarikat Mesir sendiri turut sama rancak manghasilkan produk serupa dek kerana sambutan yang sungguh luar biasa. Hasilnya semua orang sudah menjadikannya makanan asasi. Pelajar-pelajar Malaysia di sini turut tidak ketinggalan menerima tempiasnya. Sesungguhnya, untuk melawan musuh, kita harus mengenal pasti senjata-senjata yang dilontarkan ke arah kita. Paling penting bagi kita adalah untuk kembali kepada fitrah, kembali kepada Quran dan sunnah. Kerana Quran dan sunnah adalah pegangan kita, dan satu-satunya yang diwariskan Nabi untuk kita. Dan sedarlah, Islam tidak akan tertegak melalui umat yang asyik dan leka, yang senang lenang tidur lena, yang hanyut membuat dosa dan noda & yang tidak menjaga diri dan hawa. Marilah sama-sama memperbaik dan mengislah diri sendiri agar kita layak untuk menjadi sebahagian daripada generasi yang akan membebaskan Palestin tanah wakaf kita. Wallahua’lam..

# ALLAH #



#WANITA TIDAK MENUTUP AURAT SELALU GUNA 13 ALASAN INI....#


Pernah nasihat dan tegur kawan-kawan wanita anda yang tidak menutup aurat? Jom kita tengok apakah alasan yang selalu digunakan wanita yang enggan menutup aurat apabila ditegur kesalahan mereka itu. Dan apa jawapan yang mungkin sesuai untuk mereka:-

1. Semua yang tutup aurat, kompom masuk syurga ke?

-Yang pasti, tak tutup aurat, kompom masuk neraka.

2. Tudung labuh pun macam baik sangat. Buat dosa jugak. Mengumpat orang.

-Bila Iblis tak mahu ikut perintah Allah untuk bersujud kepada Adam, dia menyalahkan perintah Allah itu. "Apahal pulak aku kena sujud, aku lebih baik dan mulia". Samalah dengan tudung. Tudung pula yang disalahkan, " pakai tudung tak mestinya baik..bla...bla...bla..."

3. Macamlah kau bagus sangat nak tegur aku. Kau dulu lagi jahat nak mampos.

-Tidak tersabit larangan dari Nabi untuk seseorang yang bahkan baru masuk Islam untuk pergi berdakwah kepada kaumnya. Maksudnya, dakwah itu tuntutan. Selagi kau Islam, dakwah tu wajib walaupun kau sendiri tak berapa betul. Sekurang-kurang dia insaf dan bertaubat sekarang.

4. Walau kami pakai seksi tapi hati kami baik.

-Adakah kau mendakwa diri kau mempunyai hati yang suci, iman yang tinggi dan kononnya ia sudah cukup menjamin maruah diri kau tanpa perlu menutup aurat?

5. Pakai jarang ke ketat ke, itu hak kami. Kalau tak suka jangan tengok.

-Adakah kau berani menjamin bahawa semua lelaki ajnabi mempunyai hati suci dan iman yang tinggi untuk menahan godaan syaitan serta nafsu yang membuak-buak?

6. Kami rasa apa yang kami pakai tak seksi. Terpulang kepada individu yang memandang kami.

-Seksi atau tidak, kau tetap berdosa walaupun hanya menayang sehelai rambut kau.

7. Walau kami tak bertudung, kami tetap sembahyang dan puasa.

-Apakah ibadat kau diterima? Kau yakin cuma dengan berpuasa sudah cukup untuk menjamin kau masuk syurga?

8. Sukahati kamilah nak pakai macam ni. Kami tak susahkan hidup orang lain.

-Kau sebenarnya dah susahkan bapa, abang, adik, suami serta orang lain dengan menarik mereka ke neraka bersama kau disebabkan mereka tidak menegur dan gagal mendidik kau.

9. Apa yang kami pakai, ini antara kami dengan Tuhan.

-Berani cakap di dunia, berani ke kau cakap macam tu depan Allah nanti? Lawan perintah Allah, Neraka tempatnya.

10. Kami pakai seksi macam ni, sebab ikut arahan photographer/pengarah filem untuk disesuaikan dalam scene. (ayat artis)

-Sanggup patuh arahan mereka daripada patuh suruhan Allah?

11. Bukan kami tak mahu menutup aurat, cuma masih belum sampai seru.

-Mati tidak mengenal usia. Tak takut ke mati dalam usia muda? Tak sempat nak bertaubat nanti.

12. Takkan nak buat perubahan secara drastik? Slow-slow la..

-Boleh ke cakap kat Malaikat Izrail nanti, tunggu kejap! Lepak la dulu. Jangan ambil lagi nyawa aku.

13. Tutup aurat tu bagus tapi kami tidak mahu hipokrit kerana tidak ikhlas melakukannya.

-Kalau begitu kau sebenarnya memang hipokrit kerana tidak ikhlas beragama Islam.

Friday, August 26, 2011

#APA YANG LELAKI MAHU DARI SEORANG WANITA#


Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.
Rasa cinta dapat menjadi anugerah jika caranya sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan apabila digemburkan demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.
Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu tenaga yang dapat menguatkan hubungan seorang lelaki dan wanita dalam mengharungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang lelaki yang soleh tidak lari daripada proses memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.
Ada banyak faktor yang boleh menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang lelaki kepada wanita untuk diperisterikan. Antaranya adalah seperti di bawah ini.

1. Karena akidahnya yang Sahih
Keluarga adalah salah satu benteng akidah.
Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kukuh dan tidak dapat ditembus. Jika rapuh, maka rosaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang dapat membantu seorang lelaki menjaga kekukuhan benteng rumah tangganya adalah isteri solehah yang berakidah sahih serta benar-benar faham akan peranan dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.
Allah menekankan hal ini dalam firmanNya,
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita hamba yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena faham agama dan mengamalkannya
Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kecantikannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tetapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan lelaki soleh.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,
“Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita solehah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang solehah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita solehah.


3. Dari keturunan yang baik
Rasulullah saw. sering menasihati lelaki yang soleh untuk memilih wanita yang solehah. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)
Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari isteri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang mempunyai keturunan dan saudara-saudara yang baik kualitinya.
“Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (lelaki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).
“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai bapa saudaranya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang solih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)
Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek.
“Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis
Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah berkongsi dengan orang lain, kecuali suaminya. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis.
“Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi kepada seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”


5. Sihat jasmani dan penyayang

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak dapat melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i)

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia
Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih isteri yang baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama sekali adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Iaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mental yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan

Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mahu aku khabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Iaitu) wanita solehah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah dia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, penghias bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi. Maka tidak hairan jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah.

“Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budak perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia boleh melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekati kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kamu menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyemak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistik dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajipan

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami.

“Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bila memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepaskan suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.” Kata Rasulullah,
“Istri yang paling berkat adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)
Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajipan menurut kemampuan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang isteri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)


10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa
Isteri yang solehah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang dapat kita jadikan tabung di dunia dan akhirat.
Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan isteri solehah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya
Nailah binti Al-Farishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Adakah kamu suka dengan ketuaanku ini?”
“Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah.

“Tapi ketuaanku ini terlalu renta.”
Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang isteri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat memerlukannya” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat
Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan unta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin. Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata,
“Orang Islam telah rosak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mahu mengikuti.”
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”
Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkat dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang Soleh.


undefined


#KITA BERTANYA..AL-QURAN MENJAWAB#


Kita selalu bertanya...dan Al-Quran sudah menjawabnya...

KITA BERTANYA: KENAPA AKU DIUJI?

QURAN MENJAWAB
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman."("I am full of faith to Allah")sedangkan mereka tidak diuji?Dan sesungguhnya Kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
-Surah Al-Ankabut ayat 2-3


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

QURAN MENJAWAB
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
-Surah Al-Baqarah ayat 216


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

QURAN MENJAWAB
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,"
-Surah Al-Baqarah ayat 286


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: KENAPA RASA FRUST?

QURAN MENJAWAB
"Jgnlah kamu bersikap lemah. dan jgnlah pula kamu bersedih hati,padahal kamulah org2 yg paling tinggi darjatnya, jika kamu org2 yg beriman."
-Surah Al-Imran ayat 139


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

QURAN MENJAWAB
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan dengan jalan sabar dan mengerjakan sembhyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk."
-Surah Al-Baqarah ayat 45


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?

QURAN MENJAWAB
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari org2 mu'min,diri,harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka... ?
-Surah At-Taubat ayat 111


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

QURAN MENJAWAB
'Cukuplah Allah bagiku,tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal."
-Surah At-Taubat ayat 129


--------------------------------------------------------------------------------

KITA BERKATA: AKU TAK DAPAT TAHAN!!!!!!

QURAN MENJAWAB
"......dan jgnlah kamu berputus asa dr rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dr rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."
-Surah Yusuf ayat 12

#KAHWIN AWAL ANTARA KEMAHUAN ATAU REDHA#


"Pokwe, nak tanye sket...Apa pendapat ko kalau aku kahwin senyap-senyap??"

‘Hmm...sebelum tu, aku nak tanye ko dulu soalan ni. Apa pendapat ko misalkata ko ni seorang ayah, dan tau-tau je, anak ko dah kahwin tanpa pengetahuan ko??..Apa ko buat??'

Sunyi sepi....

"Ala, aku bukan apa, dah setahun dah aku pujuk mak ayah aku nak kahwin, diorang tak bagi, terutama mak aku."

'Hmm...ade ko tanya kenapa mak ko tak bagi?'

"Itulah, aku dah tanya, alasan dia, suruh habis belajar dulu. Lepas tu, baru boleh nak fikir pasal kahwin-kahwin ni.."

‘Aku tak rasa satu tu je sebab yang mak kau tak nak bagi..Ko kena fikir dalam-dalam pandangan seorang ibu ni macamana..'

"Aku tak fahamlah mak ayah zaman sekarang ni, diorang tak faham keadaan kita. Aku takut tak dapat kawal diri je ni, tu yang aku fikir nak teruskan niat aku"..

Serba sedikit dialog yang pernah terjadi suatu ketika dahulu. Konflik tentang perkahwinan, sentiasa membelenggu para pemuda zaman ini. Antara kemahuan diri dan restu keluarga, sentiasa membelenggu pemikiran anak-anak muda, lebih-lebih lagi yang sedang hanyut dibuai cinta.


Mengapa ini semUa Dihalang?

Inilah antara persoalan utama yang menjadi titik punca. Pandangan seorang ayah, selalunya dalam hal perkahwinan anak-anak mereka sangat ringkas dan tidak banyak kerenah. Kalau ada pun, hanya berkaitan dengan soal calonnya, berkenan atau tidak , dan selalunya apa yang menjadi pilihan si anak, ayah akan bersetuju. Apa yang dirasakan oleh si ayah, adalah mungkin sudah sampai masanya si anak belajar untuk membina keluarga sendiri.

Berbanding si ibu. Ibu , mendengar namanya sudah sayu. Dialah yang membesarkan, dialah yang mengandungkan kita, dialah yang menyusukan kita, dan ada kala, ketika si ibu sedang makan, terdengar sahaja rengekan anak kecil, anak disegerakan jamahan makanan itu, tetapi selalunya akan ditinggalkan terus juadahnya hanya untuk anak tercinta. Seorang ibu, membesarkan anak-anaknya sepenuh kasih sayang yang ada padanya. Sedihnya anak, pilu baginya, gembira si anak, senyuman dibibirnya, bak kata, setiap perilaku si anak, semuanya berbekas di hati seorang ibu.

"Mak kau tak bagi mungkin sebab sayang sangat kat kau kot, tu yang tak nak lepas tu"

Mungkin ada benar dan mungkin perlu diselidik apa yang menyebabkan terhalangnya kita meneruskan hasrat untuk berumah tangga. Seorang ibu, jarang menolak permintaan anaknya. Buruk-buruk anaknya, itulah buah hatinya. Sebut sahaja permintaan dari si anak, nak masak lemak la, nak nasi beriyani la, nak jajan ( makanan ringan ), apa sahaja kalau dihitung pasti kita akan mengakui seorang ibu jarang menolak permintaan anaknya. Tetapi, mengapakah pada permintaan yang satu ini sangat susah baginya untuk dia menyatakan persetujuannya?

Seorang ibu, apabila dia menyatakan ketidak setujuannya, pasti ada sesuatu yang tersimpul di sebalik itu. Seorang ibu, apabila menolak permintaan anaknya untuk mendirikan rumah tangga, dia tahu anaknya belum tiba masa lagi untuk diteruskan hajatnya. Ketika ini, apa yang bermain di fikirannya, apakah anakku ini boleh menjadi ketua keluarga yang bertanggungjawab? Mungkin soalan ini timbul kerana, dia akan membandingkan sikap suaminya (ayah kita) dengan sikap kita. Jika dia tidak bersetuju, pasti ada yang kurang pada diri kita yang menyebabkan kurangnya keyakinan dia untuk bersetuju dengan hasrat kita.

Bagaimana sikap Kita ?

Selepas subuh, tarik selimut kembali. Selepas makan , letak pinggan di dalam sinki sahaja, mengharapkan ada orang tolong basuhkan. Baju-baju kotor dibiarkan sahaja bersepah tanpa ada inisiatif untuk basuh. Jika inilah sikap kita di rumah, bagaimanakah seorang ibu mahu membenarkan anaknya untuk mendirikan rumah tangga jika dirinya tidak ada sifat bertanggungjawab sekurang-kurangnya pada diri sendiri, inikan pula bila sudah berumah tangga...

Sikap yang ada ini perlulah diubah dalam memberikan keyakinan si ibu bahawa anaknya sudah kenal erti tanggungjawab. Balik rumah , dalam seminggu dua, pujuklah hati si ibu dengan kerja-kerja rumah yang dilakukan. Unjurkan apa sahaja kerja-kerja rumah dari ibu, bahawa biar sahaja kita yang buat. Belikan sedikit cendera hati pada ibu, untuk menarik hatinya. Bila balik rumah, salam tangan ibu, cium tangan ibu. Kalau boleh buat lebih lagi, kucup pipi ibu, bisikkan pada telinganya ‘bang cik sayang mama'. Usahakan cara-cara yang boleh menarik hati ibu ataupun ayah. Keras mana hati ibu untuk melepaskan kita, pasti akan lembut jua akhirnya jika kita memujuk dengan kerja-kerja, kata-kata kita, dan yang terpenting bahawa kita takkan melupakan mereka walaupun sudah berkahwin nanti.


Mengapa Mahu Tergesa-gesa?

Leceh. Mungkin itulah antara yang terbit dari mulut kita bila diberikan penyelesaian untuk masalah yang timbul. Tetapi, perlu ditanya semula, mengapa mahu tergesa-gesa? Mungkin dengan kelecehan itulah, tersingkap suatu keberkatan. Perkahwinan bukan hanya kita berkahwin dengan pasangan kita, tetapi kita juga 'berkahwin' dengan keluarganya. Selain itu juga, kita membesarkan keluarga kita. Kalau sebelum ini, kita hanya ada 3 orang adik, selepas berkahwin, ada 10 orang adik, sebelum kahwin , hanya ada seorang ibu dan seorang ayah, tetapi selepas berkahwin, kita ada dua orang ayah dan dua orang ibu. Dengan kata lain, keluarga kita membesar. Dengan membesarnya keluarga ini, benda paling utama kena jaga adalah hati.

Jika dengan kahwin senyap-senyap itu boleh menyelesaikan ‘perasaan' itu, boleh mengelakkan zina, maka itu hanya satu segi. Tetapi mengapakah dalam bab ini, kita membelakangkan keluarga yang selama ini membesarkan kita? Kita sanggup bersama pasangan kita yang hanya dikenali tidak terlalu lama, dan membelakangkan kasih sayang yang selama ini dicurahkan kepada kita sejak kecil?

Kita mudah mendapat syurga, tetapi kita ikut jalan yang tidak membawa ke syurga. Syurga ada pada ibu, tetapi kita tidak cuba mendapat syurga itu. Redha Allah pada redha kedua ibu bapa, maka apakah dengan membelakangkan keluarga dalam hal membina keluarga ini kita akan mendapat redha Allah pada keluarga yang kita mahu bina itu? Perkahwinan bukanlah sehari dua, tetapi kalau boleh sehingga hujung nyawa dan sehingga ke syurga. Jika berkahwinnya dengan tergesa-gesa itu atas alasan kerana tidak mahu terjebak dengan zina atau dengan kata lain, kerana nafsu, maka renunglah kembali. Selama manakah nafsu itu akan bertahan. Apakah sampai mati? Apakah kesabaran dalam berpuasa itu tidak boleh mengatasi nafsu yang mengawal diri, aduh, sungguh lemah dirimu.

Jika perkahwinan itu dibina atas agama, maka agama tidak akan terlepas dari diri kita sehingga ke syurga kelak. Setiap hari seseorang itu perlukan agama. Agamalah yang membimbing manusia. Apakah kita mahu membimbing anak-anak dengan nafsu atau agama? Perkahwinan yang dibina di atas kecil hati keluarga, kejayaan rumah tangga yang dibina sangatlah tipis berjaya. Tidak ada bukti bahawa perkahwinan yang dibina di atas tergurisnya hati keluarga membina keturunan yang memberi manfaat pada masyarakat. Jika kita berkahwin di kala ini tanpa pengetahuan ibu dan ayah, maka bolehkah kita boleh menjamin anak-anak yang akan dilahirkan dari sulbi isteri kita tidak akan mengulangi apa yang kita lakukan pada ibu bapa kita? Mungkin ianya boleh jadi, lebih teruk dari apa yang kita lakukan pada kedua ibubapa kita?

Bagaimana Jika Sudah Terjadi

Perkahwinan yang telah berlaku tanpa pengetahuan ibu bapa, eloklah dibawa berbincang kembali dengan kedua ibu bapa. Cubalah sedaya mungkin untuk mengambil hati mereka yang terguris. Mohonlah kemaafan dari mereka. Ceritakan kesilapan yang dilakukan bahawa memang betul-betul kesilapan kita. Pokok utama disini, adalah perbincangan dua mata antara kita dan kedua-dua belah keluarga. Mungkin kesilapan yang yang dirasakan kecil itu,boleh menyebabkan dua keluarga berperang. Berbincanglah dengan nada merendah diri, akui kesilapan yang dilakukan. Moga dengan kesilapan yang dilakukan itu, mematangkan lagi kita. Manusia bukan makhluk sempurna, tetapi ketika melakukan kesilapan itulah yang perlu difikir semula dimana silapnya selama ini.

Yang penting disini, sikap berlapang dada kita dalam menilai sesuatu masalah. Walau sebesar manapun masalah itu, ingatlah , bahawa masalah itu, pemiliknya Allah. Dia memberikan kita masalah agar kita untuk menilai kita sejauh mana keimanan kita, sejauh mana kebergantungan kita kepadanya. Semua benda yang berlaku di atas muka bumi ini, ada sebab musababnya. Jika kita yakin dengan keputusan Allah, kita yakin dengan janji Allah, maka di situ kita akan dapat lihat jalan keluar pada setiap masalah yang timbul. Apa yang penting, cekalkan hati, tingkatkan amal agar keteguhan hati bertambah dan lapangkan dada dalam menilai sesuatu, insyaallah, pasti kita akan nampak jalan keluar di dalam kekusutan yang dihadapi..


waALLAHualam..

#JANGAN ENGKAU KAHWINI WANITA YANG ENAM#


1- Wanita Ananah:- Wanita yang banyak mengeluh dan mengadu dan tiap saat memperalatkan sakit atau berpura-pura sakit.

2- Wanita Mananah:- Wanita yang suka mengungkit-ngungkit terhadap suaminya. Wanita ini sering menyatakan seperti ini: “Aku membuat itu keranamu”.

3- Wanita Hananah:-
Wanita yang menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwininya sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain.

4- Wanita Hadaqah:- Wanita yang melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk membelinya.

5- Wanita Baraqah: - 1) Wanita yang sepanjang hari mengilatkan dan menghias mukanya. 2) Wanita yang marah ketika makan dan tidak mahu makan kecuali sendirian dan diasingkannya bahagiannya.

6- Wanita Syadaqah:-
Wanita yang banyak bercakap perkara yang lagha dan lagi membisingkan."

#MUSLIMAH TAK GUNA#

"Kawan-kawan aku pon ada gak yang pakai tudung besar-besar ni, tapi sekarangkan macam-macam tudung ada. Kau, ni up to date la sikit. Kita sekarang kena ada style la"

Rungutan berbaur sinis ini masih tidak menggoyangkan rasa cinta aku pada tudung bulat..

" kesianlah aku tengok kau ni.", sambil tangan beliau mencari-cari tudung berjenama artis dan menghulurkannya pada ku. Aku ambil, sebagai menyenangkan hatinya. Ku gantikan tudung bulat yang ku pakai dengan tudung biru terqouis yang beliau berikan. Memang padan dengan baju kurung putih berbunga sama warna dengan tudung itu.

"Ish, tak reti la, tudung ni melekat kat badan. Tak selesa la, panas." Terfikir juga, betulkah jawapanku ini.

"Melekat kat badan? Abes tudung kau tu tergantung ke kat badan kau tu. Tudung bulat kau yang boleh buat kain kemah tu tak panas ke?".

Huh, berdesing telingaku mendengar kutukan mereka pada tudung kesayanganku itu. Sanggup beliau mengatakan
sedemikian padaku. Apakah kesalahannya tudung bulat ni sehingga ia amat di benci dipandangan mata muslimat kini. Malah, pemakainya juga tidak terlepas dari pelbagai fitnah dan cemuhan.

"Ish tudung besar tu tah dalam tudung tu macam-macam ada."

"Ala tudung melingkup macam cendawan tu datging gak we."

"Kawan anak aku, tudung die besar bukan main, berjubah lagi, tup-tup mengandung kau tahu."

Kami manusia, wahai saudara-saudaraku. Seperti kata pepatah, "kerna nila setitik, rosak susu sebelanga". Bukan niat mahu membenarkan yang salah,cuma tidak perlulah kami sentiasa dicemuh dan dihina. Biarkan mereka menanggung dosa sebagai munafik,usah kalian menambah pula dosa kalian dengan mengumpat mereka.

Ya!! Kami juga muslimah biasa yang tidak kebal dari dosa.

Ya! Benar! Kami muslimah tak guna. Kami memang tak guna.

Kami memang tidak guna pewarna-pewarna untuk memberi warna pelangi pada rambut kami, pewarna mata, pewarna pipi malah bibir juga kami tidak warnakan, kerana pada kami hanya benda buruk yang perlu dicat untuk menarik orang menatapnya. Kami yakin rambut kami adalah mahkota terindah yang amat bernilai. Maka, kami jaganya dengan rapi agar tidak rosak di mamah mentari, dan tidak lapuk disimbahi hujan. Kami baluti ia dengan rapi agar ia terjaga dan tersimpan untuk menjadi tatapan yang berhak menatapnya. Kami jauhkan sebarang pewarna di wajah kami kerna kami tidak mahu menipu sekalian yang menatapnya.

Kami juga muslimah-muslimah tak guna kain sempit untuk membaluti tubuh kami. Kain-kain jarang pada kami hanya untuk di buat kain langsir yang fungsinya menghalang cahaya matahari terik, tetapi dalam pada masa yang sama matahari itu perlu sebagai penyuluh di siang hari dan penyegar kediaman kami. Andai kain jarang kami baluti tubuh kami, kami juga membenarkan cahaya matahari menjadi punyuluh badan kami dan menjadi penyegar mata kalian. Oh tidak, kami bukanlah semudah itu untuk menjadi tatapan kalian. Kami juga tak guna baju-baju adik kami untuk dibawa berjalan ke bandar. Kami lebih mengamalkan perinsip yang tua memberi pada yang muda, bukan membuli yang muda. Jadi, adik-adik kami selalunya yang meminjam baju kami, dan kami meminjam pada kakak kami dan begitulah seterusnya. Kerna ini juga baju kami tidak perlulah jarang atau berlubang-lubang atau senteng ke pusat untuk menyejukkan badan, tetapi baju yang longgar amat selesa kerana pengudaraanya amatlah baik sekali. Seperti mana rumah yang besar lebih sejuk berbanding rumah yang kecil dan sempit. Hal ini juga, dapat memudahkan pergerakan kami dan membesarkan langkah kami. Tidaklah kami perlukan belahan kain sampai ke paha untuk melangkah dengan lebih besar.

Sungguh aneh dunia kini, baju yang cukup sifatnya dikecilkan, dikoyakkan, dibelahkan. Makin lama, tubuh itu ibarat orang-orang di sawah lagak pakaiannya. Malah, pakaian orang-orang itu lagi indah.
Ya, kami masih lagi muslimah tak guna kasut-kasut bertumit tajam, kerna kami saying bumi kami. Bumi ini juga bernyawa dan pastinya setiap yang bernyawa pasti mempunyai perasaan. Kami takut kasut tumit tajam kami akn mnyakitkan bumi ini. Kami sedar satu hari nanti, kami akan berada dalam bumi ini. Kami takut akan di balas pula perbuatan kami dengan tusukan yang kami sendiri tidak dapat menanggungnya.
AURAT. Apa definisinya pada kalian?

"Ala, pakai tudung dah kira tutup aurat la tu…"

Pakai tudung dan berbaju t-shirt, sudah sempurna tuntutan menutup aurat kalian? Tudung pendek menampakkan dada itu menutup aurat pada kalian? Baju jarang dan sempit itu menutup aurat. Itu tidak di sentuh hal seluar lagi. Aduh, makin sakit mata makcik-makcik yang memandang melihat gaya seluar yang menjelikkan kini. Untuk apa berbaju jika sudah tahu di mana tanda lahirnya. Untuk apa berseluar jika mahu diberitahu saiz pinggangnya. Untuk apa berbaju dan berseluar jika boleh diteka apa yang ditutupinya.

Mungkin pada kalian menutup aurat adalah menutupi keaiban kalian. Tapi pada kami, menutup aurat adalah menutup bahagian-bahagian terindah pada kami. Yang kami tutup bukanlah rabut rosak yang penuh dengan kelimumur. Yang kami tutup bukan juga parut-parut luka jatuh pokok di waktu nakal dahulu. Yang kami tutup adalah kecantikan yang kami jaga rapi untuk kalian yang berhak menatapnya. Kami jadikan kalian yang pertama melihatnya, bukan yang ke 25 ataupun yang terakhir setelah puas orang laian menatapnya. Amanah ini kami jaga kerna pada kecantikan-kecantik an ini juga terletak maruah kami, maruan ibubapa kami, dan yang paling utama maruah agama kami. Kami tidak mahu kalian terkeliru dan tertipu dengan identiti kami. Kami muslimah bukan Harajuku girl, mahupun gadis barat berkulit sawo matang tapi berambut blonde.

Isu tudung dan aurat ini tidak pernah akan menjadi isu basi kerna ianya perlu diingatkan selalu. Apa yang kami perlihatkan pada kalian mungkin pada kalian adalah kehodohan semata, tapi kami peduli apa, kami tak ingin cantik di mata kalian, tapi kami mahu cantik di mata ALLAH;KEKASIH awal dan akhir kami...

Kita manusia mudah lupa walaupun sering diberi peringatan. Muslimah perlu sedar, tugas kalian amatlah besar kerna guru-guru pendidik bangsa, pemimpin-pemimpin negara, pejuang-pejuang Islam, semuanya akan lahir dari kalian . Andai kalian rosak, adakah bakal yang lahir dari perut kalian akan elok? Benar, semuanya adalah ketentuan Allah, dan iman juga tidak boleh diwarisi, tetapi prevention is better than cure kan…? Cuba elak sejauh mungkin, berusaha menjadi yang terbaik,seterusnya baru diserahkan pada sebaik-baik perancang.

Andai diri ini tersasar dari landasan, ringan-ringankanlah tangan kalian untuk memimpinku kembali ke landasan yang benar. Jangan kalian mengutukkan aku dibelakang kerna aku tidak dapat mendengarnya. Jangan pula kalian menjauh kerna, aku juga tidak bisa membaca hati kalian. Aku juga manusia biasa yang tidak lari dari melakukan kesilapan. Tegurlah aku andai ada yang tidak enak di mata kalian. Segalanya mungkin ada hikmah kerana itu kita dituntut untuk saling menasihati.

Andai kalian ingin bersahabat denganku, aku berjanji menjadi sahabat yang terbaik buat kalian, kerna aku mencintai kalian seperti mana aku mencintai diri aku sendiri.
Tetapi andai kalian ingin aku mengikut arus semasa memakai tudung berjenama selebriti negara, aku rela kehilangan kalian dari kehilangan tudung bulat. InsyaALLAH.. .

#ISTERI YANG CURANG#


Kisah ini saya petik dari suatu laman web… Kisahnya benar² menyentuh hati. Buat wanita yang bakal bergelar isteri, jadikan kisah ini sebuah pedoman. Buat lelaki, kisah ini boleh disampaikan buat mereka yang berkenaan. Akhirnya setelah dua tahun menghilang diri, Normah kembali ke rumahnya. Seperti dahulu, dia masih cantik bergaya. Lenggoknya masih gemalai, pinggang masih ramping, gincu masih merah dan mekap masih tebal. Jika berselisih, aroma pewanginya masih kuat menusuk hidung. Namun bezanya, Normah kelihatan tidak begitu ceria. Zahirnya dia begitu anggun tapi wajahnya terlukis warna yang muram dan lesu. Tutur katanya perlahan dan tidak bermaya seperti orang keresahan. “Kenapa awak balik? Pergilah ikut jantan. Awak tak ada pun saya boleh jaga anak-anak kita ni!!” jerkah suaminya, Halim sebaik melihat Normah pulang dengan menjinjing sebuah beg besar. Normah tidak menjawab kerana dia tahu, itu memang salahnya. Dia cuma berdiri di pintu dan menundukkan muka. Halim sebaliknya terus membelasah isterinya itu dengan kata-kata keras. Sudah lama geram itu menggelodak di hati, lalu inilah masa untuk melepaskannya.

Normah masih terpaku di muka pintu. Dikesat air mata yang bergenang. Tiada sepatah perkataan pun di balasnya kata-kata Halim itu kerana hajatnya pulang bukanlah untuk bertengkar. Hasratnya Cuma satu, untuk pulang ke pangkuan suami dan anak-anak.

Jika diikutkan hati memang hendak dihalaunya Normah, tapi disebabkan anak-anak, Halim menahan juga kemarahannya. Dibiarkan Normah masuk ke rumah yang telah lebih dua tahun ditinggalkannya itu.

Bagi Halim, kepulangan Normah tidak membawa apa-apa erti lagi dalam hidupnya. Malah ia cuma memulakan semula kekalutan yang sudah dirungkaikannya, mengeruhkan hidup yang mula jernih dan memarakkan semula api yang telah dipadamkan.

Dua tahun dahulu, Normah meninggalkan Halim dan dua anaknya, Iffa, 5, dan Aina, 2.Yang ditinggalkan hanyalah sekeping nota menyatakan yang dia ingin hidup bersama kekasihnya.

” Saya rasa kita dah tak ada persefahaman lagi. Saya mahu hidup bahagia dengannya” demikian antara lain nota yang ditinggalkannya untuk Halim.

Kesalnya dia dengan tindakan Normah tidak terkata. Halim akui sejak akhir-akhir ini Normah sudah berubah. Kalau dulu layanannya begitu baik, sekarang mula dingin. Pantang silap sedikit, mulalah naik angin. Kata-katanya pula, selalu saja diiringi sindiran. Sudahlah begitu, sering pula Normah meminta barang-barang mewah di luar kemampuan Halim. Itulah yang menghairankan Halim.

Lama-kelamaan, Halim terhidu pula berita Normah menjalin hubungan sulit dengan lelaki berada. Dia ada bertanya tentang hal itu, namun Normah lantas menafikannya. Walaupun Halim menekannya dengan cerita dan bukti-bukti, tapi Normah tetap tidak menidakkannya. Malah dituduh pula suaminya cemburu buta. Nah, sekarang terbukti sudah kebimbangannya itu. Tapi apa yang boleh dilakukan, nasi sudah menjadi bubur.

Sejak Normah meninggalkannya, hidup Halim tidak terurus. Terpaksalah dia membesarkan anaknya itu sendirian. Dialah ibu dialah bapa. Dengan gajinya sebagai penyelia kilang yang tidak seberapa dan menyewa pula di sebuah rumah di pinggir Kuala Lumpur, tentulah sukar untuk dia menguruskan hidup.

Kalau kanak-kanak lain selalu bertukar pakaian, anak-anaknya dengan baju dua tiga pasang itulah. Makan yang mewah jauh sekali, kecuali apabila dia mendapat gaji. Rutin hidupnya, awal pagi menghantar anak-anaknya ke rumah ibunya dan malam menjemput mereka pulang. Dialah yang memasak dan mengemas rumah. Kadangkala adik perempuannya turut membantu menguruskan keluarganya.

Memang hidupnya sukar, tapi Halim belum tergerak untuk berkahwin lagi. Baginya, biar susah macam mana pun, semua halangan itu akan dirempuhinya. Tambahan pula Normah masih tidak diceraikan.

Halim juga mahu membuktikan kepada Normah bahawa tanpa wnita itu, dia boleh menguruskan keluarga. Dan juga, kalau kemewahan yang menyebabkan Normah meninggalkannya, Halim ingin buktikan bahawa tanpa wang yang banyak sekalipun dia boleh hidup bahagia.

Ternyata tanpa Normah, Halim mampu membesarkan anak-anaknya seperti ibu bapa lain. Iffa dan Aina juga kian lama kian melupakan ibu mereka. Malah melihat gambar pun mereka benci. Bukan Halim yang menghasut tapi kerana Normah sendiri yang bengis terhadap anak-anak.

Kerana itulah, kepulangan Normah membangkitkan semula kemarahan Halim. Tambahan pula Halim mendapati ada sesuatu yang tidak kena dengan perut Normah. Ia membuncit seperti sedang hamil. Bagaimanapun dia tidak mahu bertanya kepada wanita itu.

“Tempat awak di sana!” kata Halim menunjukkan Normah ke arah sebuah bilik kecil. Di dalamnya ada sebuah tilam bujang yang kusam. Bertompok sana, bertompok sini. “Nak alas, cari sendiri,” kata Halim, lalu menyindir “itupun kalau awak ingat kat mana nak cari….” Normah ditinggalkan sendirian.

Malam itu, Normah tidur seorang diri dalam bilik sempit dan penuh barang-barang. Sementara Halim tidur bersama dua anaknya di bilik lain. Bila anak-anaknya pulang, Normah cuba membelai mereka tapi Iffa dan Aina segera menjauhkan diri. Dipujuk dengan bermacam-macam cara pun tidak berkesan. Terpaksalah Normah membawa diri ke dalam bilik dan menangis teresak-esak.

Begitulah keadaan mereka setiap hari. Normah menjadi orang asing di dalam rumahnya sendiri sementara Halim meneruskan hidup seperti biasa. Mereka tidur berasingan dan setiap pagi, anak-anak dihantar ke rumah ibunya tidak jauh dari situ.

Ternyata telahan Halim tepat. Dari sehari ke sehari dilihatnya perut Normah semakin membusung. Lain macam bulatnya. Setelah didesak dan dijerkah berkali-kali, Normah terpaksa mengaku dirinya berbadan dua.

“Aku dah agak. Patutlah awak balik…nak suruh aku jadi bapak pada budak tu, kan? Nak jadikan aku pak sanggup?” Halim melepaskan paku buah keras. “Bukan macam tu bang, saya…” tapi belum pun sempat Normah menghabiskan cakap, Halim memintas ” Saya apa?! Saya tak buat benda tak senonoh tu? Budak tu anak aku? Tolong sikit….bila masa aku sentuh badan kau tu? Hah?”

Bagi menutup malu, Normah memakan makanan yang tajam, pedas dan berasid untuk menggugurkan kandungannya, tetapi gagal. Perutnya terus-menerus membesar. Gagal cara itu, dia pergi ke klinik swasta pula. Bagaimanapun doctor tidak mengizinkan kerana risikonya terlalu tinggi. Kata doktor, kandungannya sudah besar dan jika digugurkan, ia boleh mengundang maut.

Semakin hari jiwa Normah semakin tertekan. Perut kian memboyot sedangkan anak dan suami pula tidak menghiraukan kehadirannya. Dia menjadi melukut di tepi gantang dalam rumah sendiri. Suami menjauhkan diri bila hendak mengadu dan anak pula tidak menganggapnya ibu untuk mereka bermanja.

Tidak ada jalan lain, Normah meminta Halim menghantarkan dia ke rumah ibunya. Tentu saja Halim tidak membangkang. Memang itu yang dia mahukan. Namun sambutan ibu bapanya juga mengecewakan.

“Dua tahun kamu tinggalkan suami dan anak, tiba-tiba baru dua bulan balik perut kamu dah besar macam ni. Huh…memang patut pun Halim buat macam ni. Kamu derhaka pada dia!” kata bapa Normah, Haji Shafie bila mendapati anaknya itu hamil.

Dari sehari ke sehari tekanan perasaannya tambah menebal. Ia kian merundung bila tumbuh pula cacar di badannya. Dari kecil ia membesar, dan dari sebiji-sebiji ia merata memenuhi badan. Di dalam cacar itu, menguning nanah busuk dan jelik baunya. Pada waktu yang sama, Normah mengidap darah tinggi pula.

Tekanan perasaan yang melampau itu menyebabkan Normah dibawa oleh ibu bapanya berjumpa dengan pakar jiwa. Bermacam-macam ubat dan rawatan diberikan tapi ternyata begitu sukar untuk dia dipulihkan. Disebabkan badannya terlalu lemah, doktor mencadangkan supaya Normah bersalin melalui cara pembedahan apabila usia kandungannya mencecah tujuh bulan lebih sedikit.

Pada waktu yang ditetapkan, Normah dimasukkan ke wad. Seminggu sebelum dibedah, dia mula meracau-racau dan meraung. Bermacam-macam dijeritkannya tanpa hujung pangkal. Dimaki hamunnya emak dan ayah serta jururawat yang datang. Kemudian Normah menangis pula hendak balik dan melihat anak-anak.

Dalam keadaan yang kritikal itulah ayahnya, Pak Cik Shafie menelefon saya dan menceritakan keadaan anaknya itu secara ringkas. ” Pak cik tak mahu nak salahkan sesiapa. Dua-dua ada buat silap. Tapi sekarang ni pak cik minta ustaz usahakanlah ubat anak pak cik tu,” katanya. Daripada suaranya itu saya tahu dia sedang menahan sebak.

“Saya di Sarawak sekarang ni pak cik. Dua hari lagi saya balik. Tapi buat sementara ni, usahakan baca Yasin dulu. Bila saya balik nanti, saya terus ke sana,” jawab saya. Sekembalinya ke Semenanjung saya terus menziarahi Normah. Keadaannya sama seperti yang diceritakan oleh bapanya.Mengerang kesakitan, meracau, meronta-ronta, dan bercakap tidak keruan. Keadannya ketika itu memang menyedihkan kerana dalam keadaan perut memboyot dia meraung seperti hilang akal.

Namun timbul pertanyaan di fikiran saya selepas dibacakan Yasin, keadaan Normah bertambah buruk. Keadaanya ibarat mencurah minyak ke api, makin disiram makin besar maraknya. Ibu bapa dan adik beradik Normah menangis milihat keadaan dirinya.

“Pak cik mana suami dengan anak-anaknya?” saya bertanya bila melihat suami dan anak-anak Normah tidak menziarahinya.

” Itulah yang saya nak cakap pada ustaz. Saya dah pujuk, rayu dia datanglah tengok anak saya ni. Kata saya, walau besar mana pun dosa anak saya, kalau dia menderhaka sekalipun, tapi dalam keadaan macam ni bukankah elok kalau dia di ampunkan? Tapi dia tak mau. Jengah pun tidak,” kata Haji Shafie kesal.

“Dia marah lagi agaknya,” saya menyambung.

“Saya tau… kalau jadi pada kita pun kita marah. Saya bukanlah nak salahkan dia, tapi yang sudah tu sudahlah. Anak saya pun bersalah, saya mengaku,” tambah Haji Shafie.

“Kalau macam tu,” tambah saya,” bawa saya jumpa menantu pak cik tu. Insya-Allah kita sama-sama pujuk dia.”

Seperti yang dipersetujui, beberapa hari kemudian saya dibawa oleh Haji Shafie berjumpa dengan menantunya itu.

“Yang sudah tu sudahlah Lim, ampunkanlah dia. Normah tengah tenat tu,” Haji Shafie merayu.

” Dua tahun dia tinggalkan kami anak beranak. Balik-balik, mengandung…suami mana yang tak marah, ayah ?. Mana saya nak letak muka saya ni ? Dayus, pucuk layu , tak ada punai, tak tau jaga bini, macam-macam lagi orang hina saya…’ tambah Halim melepaskan segala yang terbuku di hati. Bermacam-macam lagi di rungutkan hingga tidak sanggup kami mendengarnya.

” Ayah faham perasaan kau. Ayah tau Normah yang salah, derhaka pada kau , tapi dia tengah tenat sekarang ni,” Haji Shafie merayu lagi , Halim tidak menjawab sepatah pun Nafasnya saja yang turun naik manakala muka merah padam menahan marah.

Bila keberangan nya semakin reda saya menasihatkan Halim supaya melupakan perkara yang telah berlalu itu. “Mengampunkan orang lain lebih baik daripada membalas dendam . Isteri awak menderita sekarang ini pun sebab dia sudah sedar dengan kesalahan dia, jadi eloklah awak maafkan,” kata saya.

Lalu saya ..hadis dan firman Allah berkaitan …Ternyata Halim sudah berpatah arang berkerat rotan . ” Saya tak akan jenguk dan saya tak akan ampunkan dia. Isteri durhaka ! ” katanya.

Sampailah hari Normah di bedah , Halim langsung tidak menjengukkan mukanya. Iffa dan Aina juga di larang daripada menjengah ibu mereka. Bagaimanapun , di sebabkan keadaan Normah yang tenat, makan minum tidak menentu , bayi yang di lahirkannya meninggal dunia beberapa hari kemudian. Normah pula sejak sedar daripada pembedahan semakin teruk jadinya.

Setiap hari, terutamanya tengah malam dan senja dia akan meracau. Yang mengaibkan , racauannya kini mendedahkan segala pelakuan jelik yang di lakukannya selama meninggalkan Halim dan anak-anak.

Antaranya, Normah menceritakan yang dia telah mengikut lelaki hingga ke Siam dan kemudian hidup seperti suami isteri. Selepas berpisah dengan lelaki itu, dia bersekedudukan pula dengan lelaki lain. Tidak kurang dengan tiga lelaki telah dia berzina.

“Abang..ampunkanlah saya. Saya derhaka, saya jahat, saya malukan abang…maafkanlah saya…”dia terus menangis dan meratap.

Setiap hari bermacam-macam rahsia di dedahkannya; tentang tempat-tempat maksiat yang pernah dia pergi bersama teman lelaki, kawan-kawan lain yang sama saja perangai dengannya juga kekecewaannya bila dipermainkan lelaki-lelaki terbabit.

“Abang, Iffa, Aina…marilah tengok emak . Emak tak jahat lagi,. Emak nak jadi baik. Emak nak jadi lawa, pandai, suka masak, kita pergi sungai…” ratapnya lagi bercampur dengan kata-kata yang melalut.

Tidak dapat hendak di gambarkan bagaimana malunya Haji Shafie dan isterinya setiap kali Normah menelanjangkan keburukannya sendiri. Berbagai-bagai cara mereka lakukan supaya Normah berhenti meracau seperti menutup mulut, memujuknya diam dan kadangkala turut sama bercakap supaya orang-orang di sekeliling tidak mendengar , tetapi usaha itu tidak berhasil.

Setelah hampir sebulan Normah mendedahkan kecurangannya, keadaan wanita itu bertambah parah. Tekanan darahnya menurun dan kerap tidak sedarkan diri. Badannya yang kurus makin melidi kerana Normah tidak mahu menjamah makanan. Yang di lakukan sepanjang hari hanyalah menangis dan meminta ampun kepada Halim. Setelah itu dia kembali terkulai tidak sedarkan diri.

Haji Shafie sekali lagi menemui saya.

“Ustaz pujuklah menantu saya tu. Mintalah dia datang jenguk Normah dan ampunkan lah kesalahan dia. Memang anak saya bersalah , tapi dalam keadaan sekarang, Cuma keampunan suami saja yang boleh selamatkan dia,” kata haji Shafie. Isterinya sejak tadi saya tengok tiada berhenti-henti mengesat air mata .

” Kalau begitu, mari kita pergi jumpa Halim,” kata saya.

Puas kami memujuknya . Alhamdulillah, setelah berbagai-bagai alasan di beri, akhirnya Halim bersetuju. Bagaimanapun saya lihat dia seperti terpaksa saja. Langkahnya berat dan nampak kurang ikhlas.

” Sudahlah Lim, lupakan yang lepas-lepas. Buangkan dendam, gantikan dengan kemaafan. Insya-Allah, semua pihak akan dapat keberkatanNya,” kata saya semasa Halim hendak memasuki kereta. Dia cuma tersenyum tawar.

Demi terpandang saja Halim datang menjenguk, Normah dengan suara yang amat lemah memohon maaf kepada suaminya itu.

“Sa..sa..ya der…haa..ka pada abaaaang..” katanya antara dengar dengan tidak. Sambil air mata jatuh berlinangan , dia mengangkat tangannya untuk meminta maaf, tapi terlalu sukar. Ibunya cepat-cepat membantu.

“Yalah…”jawab Halim perlahan lantas menyambut tangan Normah. Reaksinya masih tawar. Dia belum benar-benar ikhlas.

Petang itu kami bersama-sama membacakan surah Yasin dan ayat-ayat suci al-Quran untuk Normah yang kelihatan semakin teruk. Bagaimana pun bila Normah meminta ampun sekali lagi, saya lihat Halim semakin ikhlas menyambutnya. Saya tersenyum. Mungkin hatinya sudah sejuk melihat penderitaan Normah.

Lebih kurang pukul 5.00 petang saya meminta diri kerana ada urusan penting. Sebelum pulang saya berpesan; ” Lim, sekarang ni awak saja yang boleh selamatkan Normah. Dia harapkan sangat keampunan daripada awak. Selepas itu, serahkan kepada Allah. Kalau sembuh, alhamdulillah, kalau tidak biarlah dia pergi dengan aman “.

” Terima kasih ustaz,” balas Halim.

Seminggu kemudian Halim datang ke rumah saya dan memaklumkan bahawa Normah telah meninggal dunia. Bagaimanapun, dia membawa juga kisah yang menginsafkan mengenai pemergian Normah.

“Ustaz,” Halim memulakan ceritanya, “Malam tu Cuma tinggal saya dan anak-anak saja duduk di tepi Normah. Ibu dan bapa dia ke kantin untuk makan. Bila saya bacakan Yasin , saya tengok air mata arwah mengalir setitik demi setitik. Saya tau dia benar-benar insaf dengan kesalahannya dulu, curang pada saya, derhaka pada suami, tinggalkan anak-anak.”

“Sampai di ayat salamun qaulam mirrabir rahim, saya ulang tiga kali. Setelah habis, saya usap dahi arwah. Saya lakukannya dengan ikhlas sebab tidak sampai hati tengok hati dia menderita.”

” Setelah menciumnya tiga kali tiba-tiba dia nazak. Nafasnya di tarik dalam-dalam tapi nampak susah sangat. Sekejap kemudian nafasnya laju, tapi lepas itu lambat betul. Saya cemas. Dah dekat ke?”

“Tiba-tiba Aina menangis Entah apa yang di gaduhkan dengan kakaknya saya pun tak tau . Kuat betul dia menangis sampai saya tak sanggup nak dengar. Berbelah bagi juga sama ada antara anak dan isteri yang tengah sakit, tapi bila fikirkan tangisan budak itu mengganggu pesakit lain, saya terus ambil Aina dan pujuk dia. Susah pula nak pujuk dia hari tu sampai terpaksa dukung dan bawa ke luar wad.”

“Namun bila kembali ke wad, saya dapati Normah dah tidak bernafas lagi.”

“Luka memang berdarah lagi, ustaz, tapi bila dia meninggal tanpa ada sesiapapun di sebelahnya, menitis juga air mata saya. Yalah, kalau orang lain pergi dengan baik, ada orang tolong bisikan syahadah, bacakan Yasin, dia pula pergi macam tu. Agaknya itulah balasan untuk isteri yang derhaka ‘.”

Cukup menginsafkan, kan? Ambil iktibar dan sampaikanlah pada yang lain. Wallahualam
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...