Nasibah binti Ka’ab adalah putri Abdullah bin Ka'ab yang bergelar Ummu Umarah , Beliau ra adalah wanita pertama yang mengangkat senjata dan ikut berperang bersama Rasulullah Saw dalam perang Uhud... Perang yang telah menewaskan ribuan Sahabat – sahabat Rasulullah saw termasuk keluarga Nasibah yang semuanya gugur ikut berperang mendampingi Rasulullah saw. Ketika kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah saw berperang di Bukit Uhud, kala itu Nasibah sedang berada di rumah dan berkumpul dengan keluarganya. Nasibah mendengar Teriakan riuh dan gema Takbir ‘Allahhuakkbar”, dengan segera Nasibah memberitahu suaminya “Sa’id ” bahwa Rasulullah saw dan pasukannya sedang bertempur di bukit Uhud. Seketika itu bangkitlah Sa’id dan menyuruh istrinya mempersiapkan Kuda dan senjata untuk ikut bergabung dengan Rasulullah saw dan pasukuannya berperang melawan tentera kafir. Bawalah Pedang ini dan jangan Pulang sampai kau memperoleh kemenangan” kata Nasibah memberi semangat suaminya yang akan berperang. Ditatap wajah istrinya dengan penuh Cinta, kemudian berangkatlah Sa’id dan bergabung dengan pasukan rasulullah saw. Ketika Said menghadap rasulullah saw dan mengungkapkan keinginannya untuk ikut berperang maka rasulullah saw menatapnya sambil tersenyum padanya.
Dengan gagah Said bertempur melawan pasukan kafir hingga akhirnya Said gugur ditebas pedang oleh tentara kafir. Lalu rasulullah mengutus Sahabat untuk menemui istri Sa’id dirumah dan memberitakan keadaan suaminya yang telah meninggal syahid.. Berangkatlah utusan tersebut untuk menemui Nasibah istri Sa’id di rumah. “Assalamualaikum ” Wahai Nasibah ada Salam dari rasulullah saw dan ada berita yang akan saya sampaikan yaitu Suamimu Said telah gugur ” ,kata Utusan rasulullah saw .” Innalillahi wa inna ilahi raji’un , alhamdulillah suamiku telah memperoleh kemenangan , lihatlah Wahai kedua anakku , Ayahmu telah memperoleh kemenangan , dia telah menjadi Syahid, Ibu menangis bukan kerana sedih kehilangan Ayahmu Nak….tapi ibu sedih karena tidak ada yang menggantikan ayahmu untuk berjuang bersama rasulullah" kata-kata spontan yang terucap darinya membuat anaknya Amar bangkit dan berkata kepada ibunya:"Wahai ibu izinkan aku menggantikan posisi ayah untuk berjuang bersama Nabi Muhammad saw". Mendengar perkataan anaknya itu, dia pun menjawab: Alhamdulillah pergilah Nak….jangan kau biarkan rasulullah terluka.
Maka dengan segera berangkatlah Amar bin Said bersama utusan rasulullah saw dan menghadap rasulullah saw seraya berkata: Wahai rasulullah Saya Amar putra Said akan bergabung dengan mu membela agama Allah. Rasulullah saw memeluknya dengan haru” Engkau pemuda islam sejati dan Allah memberkatimu. Bertempurlah Amar bin Said dengan gagahnya menghalau pasukan kafir. Hingga akhirnya Amar gugur sebagai Syahid. Datanglah utusan rasulullah saw kembali menemui Nasibah dan mengkhabarkan berita gugurnya Amar putra tertua Nasibah. Menitislah air mata Nasibah mendengar berita tersebut, melihat hal itu Utusan rasulullah cuba menghiburnya . Namun Nasibah dengan Tegar mengatakan “Aku menangis bukan kerana kehilangan putraku Amar , tapi siapa lagi yang aku utus untuk membantu rasulullah saw berperang, sedangkan putra keduaku Saad masih terlalu remaja untuk ikut berperang melawan pasukan kafir ” Tiba tiba Saad putra kedua Nasibah bangkit’ Wahai ibu biar aku masih remaja izinkan aku juga membantu rasulullah dan akan aku buktikan bahwa aku mampu berperang seperti Ayah dan abangku. Mendengar perkataan anaknya itu, nasibah merasa sangat bahagia. lalu ia menjawab: Alhamdulillah berangkatlah nak sampaikan salam ku untuk rasulullah. Walaupun masih remaja namun kemampuan Saad untuk bertempur sangat luar biasa, banyak pasukan kafir yang tewas ditangan Saad. Saad memporak-perandakan pertahanan pasukan kafir, hingga akhirnya sebilah anak panah menembus jantungnya dan gugurlah Saad dengan senyum kemenangan. Rasululllah saw kembali mengutus sahabatnya untuk menyampaikan gugurnya Saad kerumah Nasibah . Ketika mendengar kabar duka dari utusan rasulullah, iapun berkata: Wahai sahabat rasulullah aku sudah tidak punya siapa siapa lagi , hanya tubuh renta ini yang aku miliki maka bawalah aku menemui rasulullah untuk ikut berperang dengannya dengan berani Nasibah mengutarakan Niatnya untuk berperang bersama rasulullah. Menghadaplah Nasibah menemui rasulullah untuk ikut angkat senjata bersamanya.” ketika melihat keinginannya yang begitu kuat, rasulullah saw berkata kepadanya: Wahai Nasibah belum waktunya perempuan untuk angkat senjata, untuk itu kau Rawatlah para prajurit yang terluka kerana pahalanya sama dengan orang yang berperang.
Nasibah turut berjuang bersama pasukan muslimin dalam perang Uhud. Nasibah hanya membawa kantung air untuk memberi minum para pejuang serta perban untuk membalut luka mereka. Namun saat Nasibah melihat kemenangan kaum muslimin yang telah digenggam tiba tiba lepas kerana banyak pasukan yang tidak mentaati perintah beliau saw, dan dengan segera dan tanpa perintah meninggalkan Bukit Uhud dan sibuk mengumpulkan harta rampasan Perang.. Nasibahpun melihat orang orang meninggalkan rasulullah, seketika Nasibahpun pun maju untuk membentengi rasullullah dari serangan orang- orang kafir . Ia berjuang begitu gigih demi melindungi beliau saw .
Orang orang yang tadinya meninggalkan rasulullah tercengang ketika melihat rasul saw diserang oleh pasukan kafir. Keadaan semakin kacau pasukan rasulullah pun banyak yang gugur. Tangan Kanan Nasibah putus terhempas pedang kaum Kafir, namun tak mematahkan semangatnya untuk tetap berjuang membela agama Allah. Dengan lengan yang putus Nasibah mencari rasulullah karena takut Rasulullah saw terluka, dan tiba tiba Pedang kaum kafir menebas lehernya maka, jatuhlah Nasibah ketanah . dan seketika itu pula langit menjadi Gelap dan mendung . kedua pasukan yang saling bertempur terperangah melihat kejadian tersebut. rasulullah saw pun bersabda” Kalian lihat langit tiba tiba mendung? itu adalah bayangan ribuan malaikat yang menyambut kedatangan arwah Nasibah Syahidah yang perkasa”. Subhahanallah
***************************************************************************
Nasibah Binti Ka'b al-Maziniyyah atau Ummu 'Umarah adalah seorang wanita yang berperanan penting dalam perang Uhud. Di awal perang, beliau bertugas untuk membawakan air dan mengubati pejuang yang luka-luka bersama wanita-wanita muslimah lainnya. Tetapi ketika perang mulai berpihak pada kaum muslimin, para pemanah tidak mematuhi perintah Nabi Muhammad SAW, sehingga kemenangan yang hampir ditangan kembali berpihak pada kaum musyrikin. Hal ini ditegaskan dalam AlQuran surat Aali 'Imraan ayat 152 "Dan ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seorang pun, sedang Rasul memanggil kamu dari belakangmu, lalu Allah menimpakan kepadamu kesedihan atas kesedihan supaya kamu jangan bersedih hati (lagi) atas sesuatu yang luput dari kamu dan terhadap musibah yang menimpa kamu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan(3:153)"
Pada saat itu, Nasibah memutuskan untuk ikut bertempur.Dengan pedang dan panah ditangan, beliau dengan pasti melangkah menuju Nabi Muhammad SAW yang dikelilingi muslimin-muslimin yang berperanan sebagai tameng manusia untuk melindungi Rasulullah dari panah-panah kaum musyrikin. Setiap kali ada yang menyerang Rasulullah, Nasibah dengan berani melawannya. Kemanapun Rasulullah berpaling, ada Nasibah yang berdiri di depan Rasulullah untuk melindunginya. Anak lelaki Nasibah yang bernama 'Umarah ketika itu terluka tangan kirinya setelah seorang musyrikin menusuknya, kemudian pergi meninggalkannya tanpa membunuhnya. Ketika darah 'Umarah terus mengalir, Rasulullah SAW mendekati 'Umarah dan menyuruhnya untuk membalut lukanya. Ketika itu ibunya (Nasibah) datang dan membaluti luka anaknya dengan kain penutup pegelangan tangannya. Rasulullah SAW menyuruh 'Umarah bangkit untuk kembali berperang. Sementara Ummu 'Umarah mengatakan bahwa musyrikin yang telah melukai anaknya telah ia cegat dan pukul hingga terjatuh. Rasulullah SAW tersenyum hingga terlihat gigi belakangnya. Dalam perang ini , Ummu 'Umarah menderita banyak luka-luka. Ketika itu Rasulullah SAW memanggil anaknya ('Umarah) dan berkata "Ibumu, ibumu, lihat luka-lukanya, semoga Allah memberkati keluargamu! Ibumu telah berperang lebih berani daripada yang lain". Rasulullah mengatakan bahwa telah dijanjikan syurga bagi Umm 'Umarah.
Keberanian Nasibah tidak hanya ditunjukkan pada perang uhud, tetapi juga perjanjian Al-Aqabah, perang hudaybiyah, khaibar, dan hunain. Pada zaman khalifah Abu Bakar shiddiq, Nasibah ikut dalam perang Al-Yamamah, dan berperang dengan berani sehingga akhirnya kehilangan salah satu tangannya. Semua ini berimbalan dengan janji Syurga bagi Nasibah. Nasibah juga dipuji oleh khalifah Umar ibn al-Khattab, khalifah Abu Bakar Al-Siddiq dan panglimanya Khalid Ibn Al-Walid untuk keberaniannya.