Sunday, November 22, 2009

#RASULULLAH DaN CNtA#


Menurut Leo F. Buscaglia, begitu namanya. Seorang

professor pendidikan di University of Southren
California, di Amerika. Ia seorang yang
banyak kegiatan sosial dan ceramah-ceramah tentang
pendidikan. Satu tema yang terus menerus
dibawanya dalam banyak ceramah, adalah tentang cinta.
"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga
keluar 'dari
cinta'.Tapi manusia tumbuh dan besar dalam, cinta,"
begitu katanya dalam sebuah ceramah.
Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu
berbeza
mengartikannya.
Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar
sempurna penafsirannya.
Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang
mengisi ruang kosong.
Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang
lebih rendah.
Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang
cinta. Bahwa
cinta,akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa
kita untuk berbuat lebih
sempurna.Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan
yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia
yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak
mampu kita nikmati dengan cinta.

Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus
berlaku jujur dan
berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan
mempertahankan. Tajmahal
yang indah di India, di setiap jengkal marmar
bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang
raja juga terbangun karena cinta.Boleh jadi, semua
kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun
samudera kebaikan.
Cinta adalah tangan-tangan yang meragut hamparan
permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang
selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan
yang lebih baik.

Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi
memberikan contoh
konkrit dalam kehidupan. melalui kehidupan manusia
mulia, Rasulullah tercinta.

Ada sebuah kisah tentang gambaran kecil cinta yang
dicontohkan Allah melalui kehidupan
Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai
menguning,burung-burung gurun enggan mengepakkan
sayap.. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas
memberikan petua, "Wahai umatku, kita semua
ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka
taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan
dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barangsiapa
mencintai sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku,akan
bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata
Rasulullah yang
teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar
menatap mata itu dengan berkaca-kaca,Umar
dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman
menghela napas panjang dan Ali
menundukkan kepalanya dalam-dalam.

Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
"Rasulullah akan
meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat
kala itu. Manusia
tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di
dunia. Tanda-tanda
itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan pantas
menangkap Rasulullah yang lemah saat
turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang
hadir di sana pasti akan menahan detik-detik
berlalu, kalau mampu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih
tertutup. Sedang di
dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan
keningnya yang
berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi
alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang
berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah
tidak
mengizinkannya masuk,
"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang
membalikkan badan
dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani
ayahnya yang ternyata
sudah membukakan mata dan bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayah, seperti ia baru sekali ini aku
melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap
putrinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya
seolah hendak
di kenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan
kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan
pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata
Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.
Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah
menanyakan kenapa
Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril
yang sebelumnya sudah bersiap di atas
langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu
dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?"
Tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah."Pintu-pintu langit telah
terbuka, para
malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka
lebar menanti kedatanganmu,"
kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya
Jibril lagi."Kabarkan kepadaku bagaimana nasib
umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah
mendengar Allah
berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja,
kecuali umat Muhammad telah berada di
dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas. Perlahan
ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh
Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril
membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu
Jibril?" Tanya
Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah
direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengeluh,
karana sakit yang tak
tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat rasa maut ini,
timpakan saja
semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah
tak bergerak
lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan
sesuatu, Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa
malakat
aimanuku,peliharalah shalat dan santuni orang-orang
lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan,
sahabat saling
berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan
Ali kembali
mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang mulai
kebiruan.

Ummatii, ummatii, ummatiii" Dan, pupuslah kembang
hidup manusia mulia
itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...